Oleh Eduardo Galeano; Alihbahasa Mahfud Ikhwan
Beberapa peramal
Indian dan Malaysia menujum tentang akhir dunia. Nyatanya, bumi tetap berputar.
Dan bersama dengan itu sebuah organisasi dengan nama Amnesty International pun
lahir. Dan Aljazair mengambil langkah pertama menuju kehidupan yang merdeka
setelah selama lebih dari tujuh tahun berperang melawan Prancis.
Di Israel,
penjahat Nazi Adolph Eichmann digantung, para penambang di Asturias mogok, dan
Paus Johanes mencoba mengubah Gereja dan kembali berpaling kepada kaum papa. Orang-orang
itu mulai membuat disket komputer pertama dan melakukan operasi pertama
dengan sinar laser, sementara Marilyn Monroe sedang kehilangan keinginan untuk
hidup.
Berapa harga suara sebuah negara? Haiti menjualnya secara ketengan untuk limabelas
juta dollar, jalan tol, sebuah dam dan sebuah rumah sakit, dan begitulah cara
OAS mendapat suara mayoritas untuk mengucilkan Kuba, si kambing hitam
Pan-Amerikanisme. Sumber yang dipercaya di Miami mengumumkan bahwa kejatuhan
Fidel Castro tinggal hanya dalam hitungan jam saja. Tujuhpuluh lima gugatan
dilayangkan ke Pengadilan AS untuk melarang novel Tropic of Cancer karya Henry Miller, yang terbit pertama kali dengan
edisi yang masih belepotan. Linus Pauling, orang yang tak lama lagi akan
mendapatkan Hadiah Nobel keduanya, berjaga di Gedung Putih sebagai bentuk
protesnya melawan ujicoba nuklir, sementara Benny “Si Bocah” Paret, orang Kuba
hitam buta huruf itu, sedang sekarat, ditumbuki macam bubur kertas, di atas
ring di Madison Square Garden.
Di Memphis, Elvis
Presley mengumumkan pensiunnya setelah menjual tiga juta kaset, namun tak lama
kemudian ia berubah pikiran; di London, sebuah perusahaan rekaman, Decca,
menolak merekam lagu-lagu sebuah grup band yang terdiri atas pemusik-pemusik
berambut gondrong yang menyebut dirinya The Beatles. Carpentier sedang
menerbitkan Explosion in the Cathedral,
Gelman menerbitakn Gotan, militer
Argentina menumbangkan Presiden Frondizi, sementara pelukis Brazil Candido Portinari
sedang sekarat. Primeiras Estorias
karya Guimaraes Rosa tengah ada di toko-toko buku, sebagaimana juga buku puisi
yang ditulis Vinicius de Moraes, para
viver um grande amor. Joao Gilberto mendayukan “One-Note Samba” di Carnagie
Hall saat tim Brazil tiba di Chile, berharap memenangkan Piala Dunia ketujuh
melawan lima tim lain dari Benua Amerika dan sepuluh tim dari Benua Eropa.
Pada Piala Dunia
’62, Di Stefano kurang beruntung. Ia bermain untuk negeri barunya, Spanyol.
Pada usia ke-tigaenam, ini pasti akan menjadi kesempatan terakhirnya. Persis
sebelum pertandingan pembuka, ia cedera lutut dan tak mungkin lagi bermain. Di
Stefano, “Si Anak Panah Pirang”, salah satu pemain terbaik dalam sejarah
sepakbola, tak pernah sekali pun bermain di Piala Dunia. Pele, bintang abadi
lainnya, tak beranjak jauh: ototnya tertarik pada pertandingan awal dan tak
bisa bermain. Dan satu lagi nabi agung dalam sepakbola, Yashin dari Rusia, berubah
jadi kambing congek: penjaga gawang terbaik di dunia membiarkan gawangnya dibobol
empat kali saat melawan Kolumbia, sebab, kelihatannya, ia kebanyakan menenggak
minuman keras di kamar ganti.
Brazil menjuarai
turnamen tanpa jasa Pele dan bantuan Didi. Amarildo berkilau dengan peran
sulitnya menggantikan tempat Pele, Djalma Santos membuat dirinya benteng
pertahanan di belakang, dan di depan Garincha terilhami dan mengilhami.
“Garincha itu dari planet mana?” tanya harian El Mercurio, saat Brazil menjinakkan tim tuan rumah. Chile
mengalahkan Italia dalam sebuah pertandingan yang berubah jadi ajang
pertempuran. Mereka juga mengalahkan Swiss dan Uni Soviet. Mereka melahap habis
spagetti, coklat dan vodka, tapi mereka tersedak kopi: Brazil menang 4-2.
Di final, Brazil
menundukkan Cekoslowakia 3-1 dan, seperti pada Piala Dunia ’58, menjadi juara
tanpa terkalahkan. Untuk benar-benar pertama kalinya final Piala Dunia
disiarkan langsung secara internasional di televisi, meskipun masih dalam warna
hitam-putih dan cuma ke beberapa negara.
Chile memenangi
tempat ketiga, rangking terbaik yang pernah mereka raih. Yugoslavia memperoleh
tempat keempat berkat burung lincah bernama Dragoslav Secularac, yang tak bisa ditangkap oleh satu pun pemain bertahan.
Kejuaraan itu tak
memiliki pemuncak daftar pencetak gol, namun beberapa pemain mencatatkan empat
gol. Garincha dan Vava dari Brazil, Sanchez dari Chile, Jerkovic dari
Yugoslavia, Albert dari Hungaria, dan Ivanov dari Uni Soviet.
*diterjemahkan dari Soccer in Sun and Shadow; trans. Mark Fried; Verso, 2003.
No comments:
Post a Comment