Baby Doc Duvalier meninggalkan Haiti, membawa semua bersamanya. Juga mencuri dan pergi adalah Ferdinand Marcos dari Filipina, sementara sumber Amerika Serikat mengungkapkan--lebih baik telat daripada sama sekali tidak--bahwa orang yang sangat dihargai sebagai pahlawan Filipina dalam Perang Dunia II ini sebenarnya seorang pembelot.
Komet Haley mampir di langit kita setelah lama tidak nongol; sembilan bulan ditemukan di sekitar Planet Uranus; dan lobang pertama ditampakkan pada lapisan ozon yang melindungi kita dari sinar matahari. Sebuah obat antileukemia, anak kandung dari rekayasa genetik, memasuki pasar. Di Jepang, seorang biduanita mati bunuh diri, yang diikuti oleh keduapuluh tiga penggemarnya. Gempa bumi menyisakan duaratus ribu penduduk El Salvador tak berumah. Malapetaka di pengayaan nuklir Uni Soviet di Chernobyl meletupkan hujan racun radioaktif, yang tak mungkin diukur dan dicegah, melalap luas wilayah dan jumlah orang yang tak diketahui.
Felipe Gonzalez mengatakan “Ya” kepada NATO, aliansi militer Atlantik Utara, setelah berteriak “Tidak”, dan sebuah plebisit merestui sikap balik badan itu, sementara Spanyol dan Portugal memasuki Pasar Bersama Eropa. Dunia bersedih oleh kematian Olof Palme, Perdana Menteri Swedia, yang dibunuh di jalanan. Itu juga masa bersedih untuk seni dan kesusastraan: di antara yang meninggalkan kita adalah pematung Henry Moore dan penulis Simone de Beauvoir, Jean Genet, Juan Rulfo, dan Jorge Luis Borges.
Skandal Irangate meledak, yang melibatkan Presiden Reagen, CIA, dan kelompok pemberontak Contras di Nikaragua dalam penyelundupan senjata dan perdagangan obat bius; juga meledak adalah pesawat luar angka Challenger yang tinggal landas dari Tanjung Canaveral dengan tujuh awaknya. Angkatan Udara Amerika Serikat memborbardir Libya, membunuh salah seorang putri Kolonel Khaddafi, untuk menghukum yang bersangkutan atas serangan yang beberapa tahun kemudian diketahui ternyata dilakukan oleh Iran.
Di penjara Lima, empat ratus tawanan dibariskan dan ditembak. Sumber terpercaya di Miami mengumumkan kepastian jatuhnya Fidel Castro, hanya tinggal tunggu jamnya saja. Beberapa gedung tanpa pondasi yang memadai namun dihuni sangat banyak orang rubuh ketika sebuah gempa menyapu Mexico City pada tahun sebelumnya. Dan saat kawasan mewah masih jadi reruntuhan, ketika itulah Piala Dunia ketigabelas dilangsungkan di sana.
Yang ambil bagian adalah empatbelas tim dari Benua Eropa dan enam dari Benua Amerika, ditambah Maroko, Korea Selatan, Irak, dan Aljazair. Sebuah “gelombang” lahir di tribun di Piala Dunia Meksiko, dan sejak itu penggemar sepakbola di seluruh dunia tenggelam dalam ritme ombak laut itu. Di sana terdapat beberapa pertandingan yang membuat bulu kuduk berdiri, seperti pertandingan antara Prancis melawan Brazil, di mana Platini, Zico, dan Socrates, para pemain yang terbendung itu, macet saat melakukan adu penalti. Dan di sana juga terdapat dua pesta gol spektakuler yang melibatkan Denmark: mereka menceploskan enam gol melawan Uruguay dan terjeblos lima gol melawan Spanyol.
Namun ini adalah Piala Dunia-nya Maradona. Dengan dua gol yang “kekiri-kirian” melawan Inggris, Maradona membalas dendam atas terlukanya harga diri negerinya akibat Perang Falkland: gol pertama diceploskan dengan tangan kirinya, yang disebutnya sebagai “gol tangan Tuhan”, dan gol lainnya ia cetak dengan kaki kiri, setelah meng-KO jatuh bek-bek Inggris.
Argentina menghadapi Jerman di final. Adalah Maradona yang menciptakan umpan menentukan yang membuat Burruchaga hanya berduaan saja dengan bola, ketika waktu sudah menuju penghabisan. Maka, Argentina menang 3-2 dan menggondol piala. Namun, sebelum itu, gol mengesankan lain tercipta: Valdano merancang serangan dari garis gawang Argentina, melewati lapangan tengah, dan ketika Schumacher keluar untuk menghadangnya, ia mencungkil bola ke tiang kanan gawang dan masuk ke jala. Valdano bicara kepada bola sembari berlari menepi, memohon: “Ayo, masuklah.”
Prancis merebut tempat ketiga, diikuti Belgia. Lineker dari Inggris memimpin daftar pencetak gol dengan enam gol. Maradona mencetak lima gol, sebagaimana juga Careca dari Brazil dan Butragueno dari Spanyol.
*diterjemahkan dari Soccer in Sun and Shadow; trans. Mark Fried; Verso, 2003.
No comments:
Post a Comment