Oleh Sid Lowe
Kamu bicara dengan antusias tentang masa-masa di Inggris dan di musim panas ini, ada kesempatan untuk kembali ke sana. Apakah kamu tergoda untuk pergi ke Manchester United atau balik ke Arsenal?
Aku tidak tahu. Yang pasti, aku tidak pernah berencana kembali ke Inggris musim panas kemarin. Itu tidak pernah terlitas di kepalaku. Sangat jelas di pikiranku bahwa aku ingin sukses di Barcelona dan aku telah memberikan segalanya agar dapat juara bersama mereka. Secara terbuka aku katakan: Aku tidak pernah berpikir untuk pergi, Aku tidak akan ke mana-mana. Aku mendengar rumor itu ketika di Ibiza bersama teman-temanku. Seorang di antara mereka membeli surat kabar dan memberitahuku, lalu aku membaca berita itu.
Tuesday, November 26, 2013
Saturday, November 16, 2013
Kesan Tentang Thomas Muller
Oleh Nurcholis Kartiman
Ketika berjanji membuat tulisan hadiah pernikahan
darmanto, saya memikirkan dua tema. Pertama soal pertemanan. Bisa saja saya menulis dengan latar bulaksumur B-21: bagaimana dia merebut koran pagi yang sedang saya baca. Atau dengan seting perpustakan UPT, perjumpaan tak sengaja saat jeda
dari Siberut, atau kemampuan menyepak bola lebih
banyak saya ketahui hanya dari cerita. Tetapi, ingatan saya harus bekerja
keras untuk mengingat semua dengan rinci. Saya bahkan lupa nasib Bayern
Munchen di final Champion
1999 yang kami tonton bersama. Tulisan jenis begitu mudah jatuh pada puja-puji masa lalu—Darmanto mungkin menyukainya. Namun, Milan Kundera pernah bilang,
memberikan apa yang disukai penerima hadiah, bukanlah hal baik. Sebaliknya, memberikan
sesuatu yang kita sukai sebagai hadiah berarti memberi sebagian dari diri kita—meski sesuatu itu
belum tentu disukai si penerima.
Satu Angka: Bukan Sebuah Ulasan Sepakbola
Oleh Mahfud Ikhwan
Hidup kita tak ditentukan oleh hal-hal besar yang pernah kita alami. Belokan kecil yang sengaja atau bahkan tak sengaja kita ambil, itulah yang akan menentukan di ujung jalan mana nanti kita akan sampai. Itu yang saya yakini.
Dan, itulah yang saya yakini terjadi pada teman saya, Darmanto.
Hidup kita tak ditentukan oleh hal-hal besar yang pernah kita alami. Belokan kecil yang sengaja atau bahkan tak sengaja kita ambil, itulah yang akan menentukan di ujung jalan mana nanti kita akan sampai. Itu yang saya yakini.
Dan, itulah yang saya yakini terjadi pada teman saya, Darmanto.
Saturday, November 2, 2013
Cesc Fabregas: Sepakbola Inggris lebih gila, lepas kendali, semua pemain menyerang, mereka terus merangsek maju
Oleh Sid Lowe
Permisi, dapatkah kamu tunjukkan di mana stasiun Cesc Fábregas?
Haha! Stasiun yang mana? Crouch Hill? Tidak begitu jauh dari tempat tempat tinggalku, lalu, Hampstead dan sebelumnya Barnet dan Enfield. Aku pernah lihat peta pemain sepakbola di internet. Yang tidak aku mengerti pertama kali adalah apa alasan orang-orang itu melakukannya. Jika dipikir-pikir, sangat menyenangkan namaku bisa menjadi sebuah petunjuk arah. Aku selalu merasa diterima; ada banyak rasa sayang terutama dari fans Arsenal. Aku rasa mereka sangat mencintaiku meskipun aku meninggalkan Arsenal. Tidak ada sakit hati, tidak pula kegetiran. Mereka tahu bahwa aku memberi segalanya selama delapan tahun, lalu datang sebuah masa di mana aku merasa tidak bisa memberi lebih, dan aku pergi untuk alasan yang sangat personal; pulang ke rumah, bermain untuk klub kesayangan, tempat di mana aku melewatkan masa kecil. Sangat penting bagiku pergi di waktu dan dengan cara yang tepat.
Permisi, dapatkah kamu tunjukkan di mana stasiun Cesc Fábregas?
Haha! Stasiun yang mana? Crouch Hill? Tidak begitu jauh dari tempat tempat tinggalku, lalu, Hampstead dan sebelumnya Barnet dan Enfield. Aku pernah lihat peta pemain sepakbola di internet. Yang tidak aku mengerti pertama kali adalah apa alasan orang-orang itu melakukannya. Jika dipikir-pikir, sangat menyenangkan namaku bisa menjadi sebuah petunjuk arah. Aku selalu merasa diterima; ada banyak rasa sayang terutama dari fans Arsenal. Aku rasa mereka sangat mencintaiku meskipun aku meninggalkan Arsenal. Tidak ada sakit hati, tidak pula kegetiran. Mereka tahu bahwa aku memberi segalanya selama delapan tahun, lalu datang sebuah masa di mana aku merasa tidak bisa memberi lebih, dan aku pergi untuk alasan yang sangat personal; pulang ke rumah, bermain untuk klub kesayangan, tempat di mana aku melewatkan masa kecil. Sangat penting bagiku pergi di waktu dan dengan cara yang tepat.
Subscribe to:
Posts (Atom)